Senin, 16 Maret 2009

ARTIKEL JAWA POS

Menikmati Alam Cara Kelompok Hash House Harriers

Jiwa seorang petualang alam tidak akan pernah memudar, meski usia terus bertambah. Tantangan-tantangan baru akan terus dicari. Tapi, agar tidak membahayakan, kegiatan yang dipilih tentu disesuaikan dengan kondisi fisik yang menurun karena faktor umur.

Itulah yang dilakukan para pengurus Palm Family Hash House Harriers (PF HHH) yang telah memasuki masa evergreen. Mereka adalah Lao Kao, 68; Koh Siang, 54; Yen Yen, 53; Teng Kok, 51; dan Ramang H.S., 50. Setiap Minggu, mereka bersama anggota lain mengadakan kegiatan di daerah pegunungan. ''Kalau seperti zaman muda yang harus mendaki gunung, tentu sudah tidak kuat lagi,'' kata Lao Kao.

Namun, lewat PF HHH, pria yang dalam kelompok tersebut tercatat sebagai penasihat itu menyatakan masih bisa menyalurkan hobinya untuk berpetualang menikmati keindahan alam dengan risiko cedera yang sangat kecil. ''Di Hash kan lebih nyantai. Kita bisa berjalan menikmati alam sesuai kemampuan kita,'' tuturnya.

HHH adalah perkumpulan para pencinta olahraga lintas alam dengan berlari atau berjalan mengikuti potongan/serpihan kertas sebagai penunjuk jalan. Khusus PF HHH yang sebagian besar anggotanya tinggal di Surabaya memilih dua daerah sebagai tempat kegiatan yang rutin diadakan setiap Minggu tersebut. ''Yakni, Trawas dan Tretes,'' kata Ramang yang menjabat Hash Master (ketua).

Dia menjelaskan, ada tiga jarak yang bisa menjadi pilihan peserta. Yakni, short yang menempuh 3-4 km, medium (5-7 km), dan long (9-11 km). ''Jarak yang ingin ditempuh bergantung individu masing-masing,'' ujarnya.

Misalnya, kata Ramang, anggota baru biasanya memilih yang short untuk penjajakan. Begitu anggota baru tersebut mampu dan merasa ringan dengan jarak itu, periode berikutnya mereka bisa meningkat ke medium. ''Begitu seterusnya,'' tuturnya.

Faktor umur sangat berperan. Misalnya, Lao Kao yang pada 17 Juni nanti berusia 69 tahun mengaku hanya mampu menempuh jarak medium. Itu pun, kata dia, sudah ngos-ngosan. Sebab, jalan yang dipilih tidak hanya mendatar, namun juga mendaki dan penuh rintangan. Kadang melewati aliran sungai yang deras dengan batu-batu besarnya. ''Tapi, ini nyantai. Jadi, kalau capai, ya istirahat sebentar,'' ujarnya.

Kakek satu cucu itu mengaku sudah lebih dari 10 tahun mengikuti kegiatan HHH. Menurut dia, aktivitas yang dilakukan sangat bermanfaat untuk kesehatan mereka yang memasuki masa evergreen. ''Meski perut gede, saya tidak pernah merasa berat. Ini juga didukung daerah pegunungan yang masih minim polusi. Membuat aktivitas kita menjadi fresh,'' tuturnya.

Manfaat lain, tambah Koh Siang, mereka bisa bersosialisasi dengan banyak orang. Itu menghilangkan rasa penat dan stres saat melakukan kegiatan selama sepekan. ''Di sini kan kita bisa guyon dan berkumpul rekan-rekan,'' ungkap pria yang berjuluk Lurah di PF HHH itu.

Yen Yen menyebutkan, setelah run yang biasanya berlangsung mulai pukul 13.00, para anggota PF HHH tidak langsung pulang. Mereka berkumpul bersama untuk menyantap hidangan yang disediakan. ''Di lokasi finis juga ada karaoke. Jadi, kita bisa gayeng,'' ujar Yen Yen yang juga istri Koh Siang tersebut.

Tidak hanya dengan orang lain. Manfaat lain mengikuti HHH adalah hubungan dalam keluarga semakin erat. Bukan saja Koh Siang dan Yen Yen, suami-istri, yang aktif mengikuti kegiatan. Lao Kao, Ramang, dan Teng Kok juga selalu bersama istri dan keluarga. ''Selain istri, saya juga membawa anak bungsu. Ini kan juga buat refreshing bersama,'' kata Ramang.

Sementara itu, Siang menyebutkan, saat ini anggota PF HHH berkisar 500 orang. Namun, mereka yang aktif mengikuti kegiatan tiap pekan sekitar 200 orang. Sebagian besar adalah yang sudah memasuki masa evergreen. ''Sebab, aktivitas telah berkurang. Jadi, punya banyak waktu. Apalagi, kegiatan ini sangat baik bagi fisik dan mental,'' tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar